STOP REKLAMASI
Mari bersama selamatkan ekosistem pesisir laut untuk masa depan anak cucu kita......... Let us save marine coastal ecosystems for the future of our grandchildren ..........

Selasa, 17 Mei 2011

Cerita Rakyat Sulawesi Tengah


SANG SAKA BERKIBAR LEBIH AWAL DI TOLI-TOLI

Sulawesi tengah  kerajaan paling banyak se-nusantara.Sekalipun kecil,kerajaan-kerajaan yang berjumlah 16 buah itu pada masanya mempunyai peranan dalam membentuk watak dan pribadi bangsa.Berkat kehadiran kerajaan-kerajaan kecil itu pulalah,bangsa indonesia yang berasal dari wilayah Sulawesi Tengah berhasil diantar menuju pintu gerbang kemerdekaan

Ilegal Loging Damsol Meresahkan

DONGGALA, Praktik ilegal loging yang telah berlangsung sejak lama di Kabupaten Donggala, sepertinya tak pernah berujung. Sampai saat ini, kegiatan membabat hutan itu, terus berlanjut seperti yang terjadi di Kecamatan Damsol yang membuat masyarakat sekitar hutan resah.

36 Ribu Anak Belum Sekolah

Dari balik dinding papan tua yang dikombinasi dengan pelepah pohon sagu, terdengar suara anak-anak menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Nadanya bersemangat, seolah tak hirau dengan kondisi bangunan yang disebut sekolah, yang tak beda jauh dengan kandang kambing. Beratap rumbia dengan kondisi dinding tembus pandang dan lantai semen yang mulai retak.

Jumat, 29 Oktober 2010

pencemaran perusahan Exxonmobil Oil (Exxon)

KabarIndonesia - Penemuan cairan yang diduga kuat Merkuri di areal bekas kegiatan Exxonmobil Oil (Exxon) di Desa Hueng Kecamatan Tanah Luas kabupaten Aceh Utara beberapa waktu lalu telah memunculkan pertanyaan bagaimana perusahaan raksasa tersebut mengelola limbah terutama limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Merkuri merupakan produk samping yang dihasilkan dalam proses pemurnian gas alam dan tentu saja jumlahnya sudah puluhan ton sejak proses pengolahan gas berlangsung.

Persoalan Lingkungan di Tengah Geliat Pertumbuhan Ekonomi


KabarIndonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan isu pemanasan global dan perubahan iklim sebagai masalah serius yang bisa berdampak buruk pada kelangsungan hidup di bumi. PBB kemudian menggalang komitmen bersama negara-negara anggotanya untuk menanggulangi masalah besar ini melalui United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim) (21 Maret 1994) dan Kyoto Protocol (16 Februari 2005) yang merupakan penjabaran mekanisme tindak lanjut dari konvensi tersebut.