STOP REKLAMASI
Mari bersama selamatkan ekosistem pesisir laut untuk masa depan anak cucu kita......... Let us save marine coastal ecosystems for the future of our grandchildren ..........

Kamis, 22 April 2010

Kondisi Nelayan Desa salubomba


 Desa Salubomba adalah salah satu desa pantai yang terletak di Kecamatan Banawa tengah Kabupaten Donggala. Luas wilayah desa ini adalah 2,60 km2. Topografi desa terdiri atas wilayah dataran, rawa, bukit dan pegunungan. Posisi elevasi dari permukaan laut adalah antara 0,5 m – 15 m dpl. Pasca pemekaran kecamtan 2007 Desa ini berjarak, dari ibu kota kecamatan 5 km dan kabupaten 15 km, dan dari ibu kota propinsi 49 km dengan kecepatan tempuh kendaraan bermotor antara masing-masing 0,5 jam dan 1,25  jam. 
Penduduk  Desa  Salubomba  seluruhnya  berjumlah 1.309 jiwa  atau  327  kepala  keluarga (statistik desa 2006), Sebagai desa pantai,  bentuk pemukiman penduduk memanjang mengikuti garis pantai dengan jarak dari pantai sekitar 5 m. Umumnya penduduk di desa ini bekerja sebagai nelayan. Seperti halnya keadaan sosial ekonomi  masyarakat nelayan pada umumnya kondisi sosial ekonomi komunitas nelayan di Desa Salubomba juga masih cukup memprihatinkan. Sejumlah besar rumah tangga nelayan yang ada didesa ini masih tergolong miskin dan terkebelakangan baik dari segi ekonomi, maupun soial budaya.

Peralatan tangkap yang masih sangat sederhana berupa perahu sampan, pancing,dan pukat  yang digunakan oleh umumnya nelayan-nelayan tradisional merupakan salah satu faktor determinan yang menjadi penyebab tidak memadainya hasil tangkapan para nelayan sehingga penghasilan para nelayan relative tidak mencukupi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup rumah tangganya sehari-hari.

Dalam kondisi sosial ekonomi seperti itu dapat difahami bila kemudian banyak diantara nelayan tradisional di desa ini  yang semula mengoperasikan alat tangkapnya sendiri,  kemudian memilih menjadi nelayan buruh bagang  yang dimiliki oleh kelompok pemilik modal baik yang berasal pada daerah setempat maupun yang dari luar. Pilihan sejumlah nelayan bersangkutan bekerja pada pemilik bagang untuk mengoperasikan peralatan tangkap tersebut sudah barang tentu  didasari keinginan mendapatkan hasil yang lebih banyak. Seperti diketahui bagang adalah sejenis peralatan tangkap relative moderen yang bisa  mendaptkan hasil tangkapan jauh lebih besar daripada yang dihasilkan alat tangkap tradsional. 

Berkembangnya pola pekerjaan nelayan seperti itu khususnya di Desa Salubomba merupakan gejala sosial yang menarik dan penting untuk dikaji terutama untuk mengetahui pola hubungan kerja antar strata dalam struktur sosial nelayan tersebut atau lebih spesifik hubungan kerja antara buruh nelayan dan Punggava (pemilik bagang) serta implikasinya terhadap kondisi sosial ekonomi nelayan pemilik bagang dan buruh nelayan.

Munculnya  model atau pola pekerjaan nelayan seperti itu dari semula mengoperasikan sendiri peralatan tangkapnya yang sederhana dan dicap tradisional merupakan suatu bentuk perubahan dalam struktur sosial ekonomi dan budaya kerja masyarakat nelayan di desa setempat. Meskipun perubahan tersebut belum menunjukan sebuah bentuk perubahan yang menggambarakan dan mengarah pada peningkatan taraf kesejahteraan hidup komunitas nelayan di desa tersebut namun gejala tersebut mengindikasikan adanya keinginan diantara para nelayan tersebut untuk memperbaikai taraf hidupnya.

Pola penangkapan ikan dengan menggunakan bagang di Desa salubomba meskipun peningkatannya tidak terlau pesat karena terkendala oleh modal, namun secara bertahap menunjukan  perkembangan. Seiring dengan pertambahan jumlah peralatan tangkap bagang tersebut maka jumlah buruh nelayan bagang juga ikut menagalami peningkatan. Hubungan-hubungan sosial tradisional yang berlangsnug dipedesaan selama ini termasuk dikawasan pesisir seperti diungkapkan oleh banyak hasil penelitian  berbentuk hubungan Patron – Klien.  (hasil penelitian ujian akhir strata satu)* akg*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar