STOP REKLAMASI
Mari bersama selamatkan ekosistem pesisir laut untuk masa depan anak cucu kita......... Let us save marine coastal ecosystems for the future of our grandchildren ..........

Jumat, 22 Oktober 2010

Nelayan geluisahRumpon Diputus Sepihak


 DONGGALA, MERCUSUAR - Sejumlah nelayan di Kelurahan Tanjung Batu dan Labuan Bajo Kecamatan Banawa, dibuat gelisah oleh ulah oknum yang melakukan pengrusakan atau pemutusan tali rumpon dengan
alasan yang tidak jelas. Rumpon atau rompong dalam bahasa sehari-hari

orang Donggala, yang dipasang ditengah laut, ditemukan oleh sejumlah nelayan telah bergeser dari tempatnya sekira seminggu lalu.
“Beberapa pemilik rompong sudah gelisah, karena tidak ada ikan yang dapat dipanen pada bulan ini,” ujar Hendra, mewakili nelayan di Donggala, Senin (18/10).
Dampak dari pengrusakan itu, menyebabkan sejumlah nelayan tidak bisa berbuat banyak karena asap dapur mereka, tergantung dari tangkapan ikan di rompong. Sedikitnya 20 rompong yang diketahui rusak bahkan hilang bak ditelan gelombang laut.
Hendra juga telah melakukan upaya konfirmasi kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Sulteng yang diketahuinya berada dalam aksi pengrusakan itu. Informasi itu didapatnya dari pegawai Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Labuan Bajo yang juga turut dalam aksi pemutusan tali rompong pasca Idul Fitri lalu.
“Ada dua orang PPI yang ikut di kapal dalam aksi pemutusan rompong itu. Artinya mereka (Dislutkan) tahu siapa oknum perusak rompong,” tudingnya.
Salah satu pemilik rompong, Madjid mengatakan, bahwa tindakan sepihak yang dilakukan atau diketahui oleh Dislutkan Provinsi itu harus transpraran, sebelum dilakukan tindakan pemutusan rompong. Sehingga para nelayan tidak dibuat resah. Tidak hanya Dislutkan provinsi, ia juga berharap Dislutkan Kabupaten Donggala harus mengambil tindakan untuk melindungi nasib para nelayan yang ada di wilayahnya. Kepala Dislutkan Kabupaten Donggala, Hasan Ladjinta dikonfirmasi persoalan ini mengaku tidak mengetahui adanya pemutusan rompong nelayan. Namun ia sudah mencoba melakukan koordinasi dengan Dislutkan Provinsi Sulteng, tapi hasilnya belum jelas, pihak mana yang melakukan pengrusakan rompong nelayan di Banawa. Namun ia berjanji dalam waktu dekat akan menjelaskan kepada para nelayan apa alasan pemutusan rompong itu.
“Saya sudah cek ke dinas provinsi, katanya ada survey yang dilakukan salah satu perusahaan. Saya minta data dan alasannya, tapi belum diberi tahu,” ujar Hasan. HID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar