STOP REKLAMASI
Mari bersama selamatkan ekosistem pesisir laut untuk masa depan anak cucu kita......... Let us save marine coastal ecosystems for the future of our grandchildren ..........

Jumat, 29 Oktober 2010

Surga Bawah Laut akan Hilang?

KabarIndonesia - Indonesia merupakan wilayah yang sebagian besar meliputi lautan, sehingga Indonesia dinamakan bangsa bahari. Ditambah letaknya di daerah tropis, merupakan surga alam yang tak tertandingi. Terdiri dari beribu-ribu pulau, dari sabang hingga merauke membuat Indonesia menjadi Negara yang mempunyai keunikan tersendiri.


Bicara mengenai wilayah bahari, erat kaitanya dengan taman bawah laut Indonesia yang terkenal. Taman bawah laut Indonesia termasuk dalam segitiga karang dunia, diakui keindahannya oleh para wisatawan mancanegara. Seringkali wisatawan ini khusus datang ke Indonesia hanya untuk mendapatkan sensasi diving di surga bawah laut Indonesia.

Suatu keunikan lain ciptaan Tuhan yang disediakan di bawah laut adalah terumbu karang. Khusus mengenai terumbu karang, Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.

Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan
sensitif sekali terhadap global warming, polusi, sentuhan dan lain-lain, sehingga terumbu karang merupakan korban pertama dari perubahan iklim. Terumbu karang hanya hidup pada perairan yang relatif dangkal dan jernih serta suhunya hangat (lebih dari 22oc) dan memiliki kadar karbonat yang tinggi. Binatang karang hidup dengan baik pada perairan tropis dan sub tropis serta jernih karena cahaya matahari harus dapat menembus hingga dasar perairan. Sinar matahari diperlukan untuk proses fotosintesis, sedangkan kadar kapur yang tinggi diperlukan untuk membentuk kerangka hewan penyusun karang dan biota lainnya. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Setiap tahunya terumbu karang hanya tumbuh sekitar 0,8 cm dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.

Manfaat dari terumbu karang itu sendiri adalah sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak, tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, penyedia sumber protein bagi masyarakat, menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi makhluk laut, menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata, sebagai salah satu sumber obat-obatan untuk berbagai macam penyakit, dan masih banyak lagi manfaat lain dari terumbu karang.

Salah satu dari efek global warming yang tengah kita rasakan adalah rusaknya terumbu karang. Para ilmuwan memperkirakan pada tahun 2050, seluruh terumbu karang yang ada di dunia akan mati akibat dari global warming. Dampak dari matinya global warming adalah tidak adanya tempat lagi bagi populasi ikan untuk hidup serta berkembang biak. Kapasitas O2 yang dihasilkan oleh terumbu karang di dalam laut juga akan berkurang, dan keindahan bawah laut sama sekali akan hilang tanpa membiarkan generasi kita melihat keindahan dari surge bawah laut itu sendiri.

Global warming berarti peningkatan suhu bumi diatas rata-rata. Ketika terjadi peningkatan ini, ekosistem terumbu karang yang sensitif mengalami stress sehingga terjadi pemutihan karang (coral bleaching). Pemutihan karang ini mengakibatkan matinya terumbu karang. Bayangkan apabila terumbu karang mati dan butuh puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun untuk tumbuh kembali seperti sedia kala.

Ketika kita masih mengharapkan adanya perbaikan, tangan manusia pun turut campur dalam menghancurkan terumbu karang ini. Mulai dari penggunaan racun sianida dalam penangkapan ikan, pemboman ikan, pembiusan dan penggunaan alat tangkap ikan seperti trawl (pukat harimau) serta mengeksploitasi habitat laut yang dilindungi. Tidak adanya kesadaran dari para nelayan untuk menjaga ekosistem ini membuat keadaan semakin parah.

Saat ini telah terjadi kerusakan terumbu karang hingga mencapai angka 60%. Ketika global warming mempengaruhi kerusakan terumbu karang, terumbu karang pun ikut mempengaruhi efek global warming akibat kurangya produksi O2 dari terumbu karang sehingga kadar CO2 meningkat. Oleh karenanya dibutuhkan perhatian ekstra terhadap ekosistem ini.

Lalu sebagai warga bumi apa yang dapat kita lakukan? Pertama, tidak melakukan destructive fishing, kedua, tidak membuang limbah industri maupun rumah tangga ke perairan, tidak menyentuh maupun mengambil terumbu karang saat diving sehingga menghindari pemutihan karang (coral bleaching), dan yang terakhir, sosialisasi kepada masyarakat lainnya untuk turut serta menjaga ekosistem terumbu karang. Selain hal di atas, kita bisa juga ikut melakukan transplantasi terumbu karang bekerja sama dengan NGO (Non-Government Organization) yang peduli terhadap ekosistem terumbu karang.

Saatnya kini kita peduli. Terumbu karang selamat, ikan-ikan berlimpah, global warming dapat dicegah, surga bawah laut terselamatkan.(*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar